Aku sempet mengalami under confidence, setelah melahirkan anak kedua aku Ginneth, karena aku naik berat badan sampe 25 kg lebih.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk berolahraga sehingga aku bisa menurunkan berat badan aku, dan aku nemu joyjus yg bisa bantu menjaga berat badan aku stabil. Dulu sebenernya banyak yg tawarin pelangsing ini dan itu, tapi aku ga berani sembarangan coba, karena aku takut efek sampingnya, dan aku gatau bahan-bahannya. Kenapa aku berani minum Joyjus? Karena kebetulan ownernya Joyjus temen suami aku. Dan suamiku ceritain ke aku, ada jus yang bahannya natural. Bahkan ownernya juga minum Efek lainnya yang aku rasain setelah rutin minum Joyjus, bab aku jadi lancar, ke badan juga lebih enak, kulit jadi lebih glowing dan halus. Joyjus ini kental banget, bagus ga banyak kandungan airnnya. Aku biasa beli langsung di IG nya @juslangsing .😘
1 Comment
Setelah melahirkan anak kedua, saya mengalami kenaikan berat badan yang cukup banyak. Selama hamil anak kedua saya naik 10kg. Berat badan sebelum hamil sekitar 47 kg, setelah melahirkan saya langsung kembari turun ke 52 kg. Saya kira berat badan saya akan turun terus sampai normal, karena waktu hamil anak pertama, saya naik 20kg, tapi saya turun berat badan sangat cepat. Dulu waktu anak pertama saya berusia 6 bulan, berat badan saya sudah di 44 kg lagi. Tetapi ternyata sekarang saya salah. Mungkin karena faktor usia dan kehamilan kedua, selama menyusui di 6 bulan pertama, berat badan saya malah naik sampai 55 kg. Setelah bayi saya berusia 1 tahun, dan sudah berkurang frekeunsi menyusui, berat badan saya masih terus naik dan nafsu makan saya bertambah besar sampai akhirnya menyentuh angka 57 kg. Disitu saya mulai khawatir karena baju saya banyak yang tidak muat. Tinggi badan saya hanya 155cm dengan berat badan 57 kilo membuat saya terlihat sangat tidak proporsional. Saya mulai stress melihat badan saya di depan kaca, lalu saya mulai mencari cara untuk diet yang aman karena saya masih menyusui. Karena kalau segera sadar tidak di stop penambahan berat badan maka sangat memungkinkan saya bisa mencapai 70 kg. Saya memilih untuk menurunkan berat badan karena saya mudah sekali lelah, mengalami sesak nafas, dan sulit bergerak. Saya dulu tidak pernah berolahraga sama sekali. Yang saya lakukan untuk mencegah terus membengkaknya tubuh saya adalah 1. Sadar terlebih dahulu. Yang paling pertama saya lakukan adalah menyadari dahulu kalau tubuh saya sudah bengkak dan menyadari kalau hal ini tidak sehat bagi saya. 2. Memotivasi diri sendiri Setelah saya menyadarinya, saya berusaha untuk memotivasi diri kalau saya pasti bisa menurunkan berat badan. Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak. Setiap hari saya terus menguatkan diri untuk bertekad memperbaiki tubuh saya. 3. Buang jauh-jauh mencari alasan Tentu saja kita terkadang suka sekali beralasan. Misal : "Saya kan habis melahirkan anak 2 wajar" , "Saya kan sedang menyusui perlu asupan gizi yang banyak" , "Kan dia memang sudah kurus dulunya", "ah dia mah gampang turun beratnya", "saya minum air putih saja naik 1kg, dll." Saya pun sering beralasan ini dan itu, tapi setelah saya sadar, ternyata ini hanyalah alasan, kalau saya seandainya mau saja menyadarkan diri dan memiliki motivasi dengan tekad kuat tentu baiknya saya tidak beralasan. Karena hal yang membuat kita sulit maju adalah diri kita sendiri, karena sering mencari alasan untuk tidak melakukan. 4. Mengatur Pola Makan , Tetap Kenyang namun menjadi Ramping Saya mulai mengubah pola makan saya menjadi kalori defisit. Karena pastinya kalau kita menjadi gemuk dikarenakan kelebihan makan atau kalori dibandingkan apa yang dicerna dan dibutuhkan tubuh kita. Sama seperti balon kalau kelebihan angin yang masuk pasti besar. Saya menghitung kalori makanan yang masuk dalam sehari dan saya mengatur agar ASI saya tetap lancar. Saya tidak minum pelangsing dan sejenisnya karena saya masih menyusui. Saya memilih jenis-jenis makanan yang lebih sehat untuk tubuh saya, walaupun kalori defisit namun tidak mengurangi kualitas ASI. Memang dengan menjaga pola makan ini saya tidak bisa makan enak sembarangan, tapi bisa dilakukan tanpa harus kelaparan. Bolehkah Cheating? Dikarenakan saya bukan atlit tentu saja boleh, namun jarang sekali saya lakukan, hanya jika ada undangan makan dengan teman atau klien, untuk menghargai undangan saya bisa makan diluar walau dengan porsi sangat kecil. 5. Berolahraga Olahraga yang cocok untuk membakar lemak adalah kardio dan saya fokus hanya melakukan kardio sampai bertemu titik berat ideal saya, dimana para lemak semua sudah terbakar habis dan badan sudah mulai menjadi kering. Karena kalau saya berolahraga angkat beban atau membentuk otot, maka itu akan membuat saya tetap terlihat besar, dimana otot muncul saat badan saya masih besar dan saya akan menjadi bulky. Bukan berarti Bulky ini jelek, malah untuk sebagian orang bisa jadi terlihat bagus jadi sexy montok, namun untuk saya yang mungil kurang cocok. Sehingga saya berfokus untuk mengeringkan badan dengan kardio menghilangkan lemak. Banyak jenis olahraga kardio, agar tidak bosan saya suka melakukan semuanya asal judulnya kardio.hehehe. Boleh Body Combat, Dance, Zumba, Salsa, Muay Thai Cardio dan apa saja selama menarik saya lakukan setiap hari selama 30 - 50 menit. Olahraga bisa kita lakukan di tempat kebugaran atau di rumah, asal kita niat dimana pun jadi. Memasuki bulan ketiga setelah olahraga, berat badan saya mulai menunjukkan perubahan turun sekitar 10 kg, saya terus menjaga pola makan, berolahraga kardio dan sejenisnya. Akhirnya berat badan saya bisa turun ke 43 kg dan saya bisa memakai baju-baju lama saya lagi. Pada gambar diatas saat masih 44 kg dan masih terlihat lemak diperut namun sudah menunjukan progress yang baik, dan saya masih terus menjaga pola makan dan berolahraga.
Berat badan memang bukanlah suatu hal yang utama dalam hidup. Semua tergantung preferensi masing-masing. Tetapi bagi saya hal ini cukup penting. Lalu untuk kebaikan saya sendiri kalau dengan berat badan saya sekarang, saya terlihat lebih cocok. Dari segi kesehatan, saya menjadi lebih bertenaga, lebih lincah, mudah bergerak. Saya jadi rajin berolahraga dan terbiasa untuk hidup sehat dengan pola makan yang sehat. |
AuthorGita Mechtilde
|