Setelah melahirkan anak kedua, si kakak yang berjarak usia 3 tahunan dengan sang adik, mulai menunjukkan rasa jealous. Saat mengandung sang adik, kakak terlihat sayang dan tidak sabar ingin adik lahir, namun pada saat kelahiran adik, kakak langsung menunjukkan penolakan. Salah satunya saat di RS, dia sempat mendorong ranjang bayi adiknya ke pojok, karena dia kesal saya menyusui adiknya terus menerus. Sampai di rumah pun, kakak kadang masih menunjukkan rasa kesalnya apalagi pada saat menyusui. Si kakak bilang kenapa sekarang perhatian bukan lagi jatuh ke dirinya, melainkan ke anggota keluarga baru, ditambah lagi setelah melahirkan banyak saudara dan teman yg berkunjung dan langsung ingin melihat sang adik bayi. Perasaan iri itu wajar menurut saya, asal jangan terus menerus. Akhirnya saya meluangkan waktu lebih banyak dengan sang kakak, jadi pada saat adik bayi sudah tidur di boxnya, saya bermain dengan si kakak, dan saya berusaha melibatkannya dengan kegiatan seperti mengganti popok si adik, meminta tolong kakak ambilkan popok, menemani saat menjemur sang adik, dsb. Saat kami melibatkan dia di setiap kegiatan, dia merasa tidak ditinggalkan,melainkan dia merasa ada tanggung jawab sebagai kakak, dan timbul rasa sayang untuk adik. Dan setelah kami menjelaskan padanya bahwa adik juga bagian dari kakak, dan kami orangtua memiliki rasa sayang dan perhatian yang sama kepada mereka berdua, akhirnya sang kakak sedikit mengerti. Sampai sekarang pun saat sang adik sudah hampir berusia 2 tahun, mereka masih suka bertengkar, tapi tidak lama kemudian berbaikan lagi. Begitulah mom sesuatu yang sangat wajar, memiliki anak dua perempuan, pasti di rumah selalu ramai dengan teriakan, tangisan, namun kalau mereka sudah tertawa dan rukun, rasanya indah sekali.🤗
0 Comments
|
AuthorGita Mechtilde
|