Di sekolah ada anak bernama Jojon. Pak Guru di kelas Jojon membuat kegiatan tukar kado sebelum libur kenaikan kelas. Supaya ga memberatkan murid, dikasih peraturan harga kado tdk boleh kurang dari 50ribu, dan tdk boleh lebih dari 75ribu. Kado yg dibawa berbentuk makanan, karena nanti bisa langsung dimakan bersama di kelas.
Dia ga pernah mau berbagi. Di sekolah pun sudah terkenal, Jojon suka isengin temen dan guru. No wonder banyak temen dan guru yg kurang suka sama Jojon. Jojon ambil batu bata, dibungkus dengan kertas kado. Jojon bilang, "tukar kado kan taro di panggung biasanya, kecampur2 kadonya, ga akan ada yg tau itu batu bata dari gw" sambil ketawa cekikikan, dia ngebayangin temennya yg dapet kado dari dia, makan batu bata. Sampe sekolah, tiba saatnya tukar kado. Jojon udah mau kumpulin kadonya. Ternyata Kata Pak Guru: "Kado yg dibawa, langsung dibuka masing2 tidak perlu ditukar kita makan bersama-sama ya, nanti dibagi ke teman kanan kiri kita. Ayo kita semua duduk buat lingkaran besar lalu buka kadonya". Jojon langsung mukanya pucet. Sampe temennya bingung dikira Jojon sakit perut. Dia duduk termenung memandang kado yg dia bawa, karena akan ketauan kalau yg bawa kado batu adalah Jojon. Di saat semua murid sudah buka dan makan kadonya, Jojon masih bengong. Disamperin lah dia sama pak guru, "Jon kenapa kau tidak buka itu kado?" Jojon bingung tapi terpaksa buka dan temen2nya yg tadinya sibuk makan dan bercanda, akhirnya sadar dan semua melihat ke arah kado yg dibawa Jojon. Jojon hanya nunduk dan dia malu karena perbuatannya sendiri. Banyak temennya yg ketawain. "Makanya Jon jangan pelit dan mau menang sendiri, akhirnya kena batunya deh. hahahaaaa" Jojon sadar, selama ini perbuatannya salah. Jojon dinasehati Pak Guru, "Jon, jangan ulangi lagi perbuatanmu, itu ga baik. Janganlah kita punya niat yg buruk terhadap orang lain, karena hal buruk itu dapat berbalik ke kita sendiri (karma instan). " Jojon menangis dan minta maaf, dia janji tidak akan mengulangi lagi niat buruknya. Setelah itu, Jojon mulai berubah dan mulai disukai teman2nya.
0 Comments
Seorang anak perempuan bernama Lani berebut cupcake dengan adiknya. Tidak ada yg mau mengalah sampai adiknya menangis.
Akhirnya ada peri datang menghampiri. Peri itu bertanya, kenapa kamu berkelahi? Kamu berkelahi dengan siapa? . Kata Lani, ini adikku. Dia selalu mau apa yg kuinginkan. Padahal aku yg pertama kali lihat cupcake ini. Peri itu bilang, kamu bohong, adikmu itu cupcake ini bukan gadis kecil ini. Lani tidak terima, "Bagaimana bisa, adikku itu dia bukan cupcake ini!" Peri menjawab, karena aku lihat, kamu sangat sayang sekali dengan cupcake itu sampai kamu peluk erat-erat sekali agar jangan terlepas. Sedangkan gadis yg kamu bilang adikmu, malah kamu pukul dan marahi. Lani baru tersadar kalau cupcakenya sekarang sudah hancur berantakan dan tidak bisa dimakan. Akhirnya Lani sadar kalau berkelahi merebutkan makanan adalah hal yg sia-sia, karena akhirnya antara Lani dan adiknya tidak ada yg bisa makan cupcake. Coba kalau Lani mau berbagi sedikit, dia masih bisa merasakan nikmatnya cupcake itu. Cupcake bisa dibeli lagi tapi kalau adikdan keluarga hanya hidup sekali. Ada seorang ibu yang jualan aksesoris dan emas di pasar. Di pasar ini rata2 jual perhiasan dan mereka punya posisi tempat jualan masing2. Tapi kalau ibu ini selalu berpindah-pindah tempat karena dia menggunakan etalase yg bisa didorong2, meskipun dia bayar, tapi dia bayarnya per hari. Jadi kalau di tempat yang lagi ramai dia selalu pindah ke depannya toko yg ramai sehingga menghalangi toko itu.
Selalu mencegat pembeli yg datang ke toko yg ramai untuk belanja dulu ditempatnya dan ternyata emas yg dijualnya pun imitasi. Dia nggak pernah punya tempat tetap sampai akhirnya temennya bilang nanti pasar itu mau ditertibin dan ditagih tahunan. "Jadi mendingan kamu pilih tempat yang kamu mau dimana jangan sampai nanti orang banyak udah punya tempat kamu masih nggak jelas tempatnya." Tapi dikasih nasihat malah ga terima. Akhirnya di pasar itu didatangin sama Pengelola dan dilakukan penertiban kalau semua jualan di pasar itu harus bayar iuran per tahun dan tidak boleh berpindah-pindah. . Dan akhirnya si Ibu ini ga punya tempat jualan yg jelas. Disaat semua orang udah punya kios tetap dia mau numpang jualan pun udah nggak bisa dan nggak ada yg mau terima. . Moral of the story, jangan iri sama rezeki orang lain apalagi nutupin rezeki orang. Jangan selalu kepengen punya orang lain. Karena setiap orang punya rezeki masing2. Kalau terlalu serakah akhirnya ga dapet apa2. |
AuthorGita Mechtilde
|