Dari kecil kalau jatuh apalagi kalau jatuhnya di lutut trus lututnya sampe bonyok gitu, pasti langsung buru-buru dipakein obat merah china sama alm. papa. Kenapa kok dipakein obat merah china? Karena konon katanya obat ini bisa bikin luka yang menyenyeh jadi kering dalam waktu cepat. Kaya simsalabim gitu deh. Alhasil tiap kali jatuh, pasti langsung trauma karena perihnya pas dipakein itu rasanya ampun-ampunan. Bayangin aja gimana luka yang basah menyenyeh dan goresnya besar, di lutut pula, terus dikompres dulu pakai alkohol buat bersihin dari kotoran, itu aja udah perih banget-banget. Belum kelar kelojotan dibersihkan pakai alkohol, habis itu langsung disiram pakai obat merah china ini yang rasanya aduhai pedihnya. Masih inget banget dulu sampe dipegangin dua mbak ART karena aku berontak, begitu disiram, ya ampun rasanya sampe sakit ke ulu hati. Meskipun habis itu dikipasin tetep aja rasa perih dan traumanya ga hilang sampe sekarang bahkan. Udah selesai dikasih obat merah china, lukanya dibiarkan aja terbuka, ga dipakein plester. Karena kata nenek aku jaman dulu, kalau luka ngga boleh diplesterin nanti jadi lama keringnya, ngga sembuh-sembuh. Akhirnya kalau mandi kaki harus diangkat satu ke atas, supaya ngga kena air. Terus kalau jalan jadi agak pincang gitu kan, karena lutut kalau luka kan jadi susah mau ditekuk-tekuk. Pokoknya dulu kalau udah jatuh, sengsara abis-abisan. Hal ini pun berlangsung lama, sampe lebih dari seminggu. Akhirnya lukanya kering juga jadi korengan di atasnya. Kalau kata nenekku dulu, kaya gitu udah mau sembuh. Tapi kadang-kadang namanya anak-anak, kan tangannya suka iseng, jadi suka kukorek-korek itu korengnya. Pas dikelupas ternyata dalemnya masih menyenyeh, dan ternyata bernanah. Aduh langsung teriak tuh waktu itu, mana berbau pula kan. Akhirnya dipakein produk pembersih luka yang kuning sama papa. Dikompres produk itu katanya supaya ga infeksi. Soalnya ada nanahnya. Habis itu ngga berani korek-korek luka lagi. Akhirnya lukanya sembuh sendiri tapi ninggalin bekas yang besar dan menghitam. Meskipun udah hati-hati, namanya anak main di luar rumah, suatu waktu pasti bisa jatuh lagi. Sekian lama ga jatuh, akhirnya jatuh lagi gara-gara dikejar anjing. Berulang lagi tragedi dipakein obat merah china. Ini berdampak banget ke psikologi aku, jadi gampang trauma sama hal-hal yang bisa bikin sakit. Pas udah punya anak, kalau anakku jatuh, mau ngga mau deh pakein obat merah china juga atau obat merah yang dijual di apotik itu. Hal yang sama juga terjadi di anakku, dia sampe trauma banget kalau mau dipakein obat merah, tapi mau bagaimana lagi, semua obat merah yang dijual di apotik memang perih ke luka. Sampai akhirnya aku lagi cari obat ke salah satu apotik, terus aku liat ada Hansaplast Spray Antiseptik dipajang di rak etalase dan ada gambar bertuliskan #GakPakePerih di sampingnya. Aku iseng penasaran tanya, "mba itu apa?" Mba apotiknya bilang: "Ini pembersih buat luka bu, tapi ini ga perih dan kandungannya beda, ga berwarna" Aku langsung penasaran mau coba kan. Tanya harganya berapa dan ternyata affordable banget, terus akhirnya aku beli satu. Setelah sekian lama, anakku Giselle yang udah TK besar, setiap sore kan suka naik motor-motoran di depan rumah, ternyata dia ga sengaja ngelindes batu malah jadi ngga seimbang terus jatuh. Kena lututnya jadi luka gores lumayan besar. Udah nangis-nangis drama takut dipakein obat merah china, tapi aku inget kan waktu itu beli Hansaplast Spray Antiseptik. Yaudah aku coba semprotin, anaknya tadinya masih kejer nangis takut, begitu disemprot dia diem terus nanya. "Mami kok ga perih ya? Biasanya kan perih banget". Aku sampe amazed banget sama Hansaplast Spray Antiseptik ini, hebat banget bisa ngatasin ketakutan anak tiap kali jatoh. Long after that aku datang ke Wound Care Talk, talkshow dari Hansaplast x Halodoc yang membahas tentang cara membersihkan dan merawat luka dengan benar. Narasumbernya salah satunya yaitu dr. Adisaputra Ramadhinara (Certified Wound Specialist Physician - Dokter Spesialis Luka pertama dan satu-satunya di Indonesia). Dari talkshow ini aku jadi tahu kalau ternyata selama ini caraku merawat luka belum tepat banget. Gimana sih cara mengobati luka yang benar menurut Dokter Adi? Step pertama, luka harus dibersihkan terlebih dahulu, dengan cara disemprotkan cairan yang mengandung PHMB, zat ini merupakan kandungan utama di Hansaplast Spray Antiseptik. Kenapa harus yang mengandung PHMB? Apa sih PHMB itu? Kandungan utama Hansaplast Spray Antiseptik adalah Polyhexamethylene Biguanide (PHMB), zat antiseptik yang banyak digunakan oleh para dokter karena efektif dalam mengatasi infeksi, tidak perih, tidak meninggalkan noda dan tidak berbau. Selain itu, tidak berdampak pada jaringan kulit, dan mampu membunuh bakteri. Obat pembersih luka yang mengandung Polyhexanide (PHMB) gak pake perih. PHMB juga gak berwarna dan gak berbau, jelas Dr. Adi, dokter spesialis luka bersertifikasi Certified Wound Specialist Physician, pertama dan satu-satunya di Indonesia. Satu fakta lagi yang dijelaskan oleh Dr. Adi, penggunaan Iodine dalam pengobatan luka sudah tidak dianjurkan, karena Iodine ini banyak efek sampingnya. Iodine itu apa sih, salah satunya yaitu di obat merah yang suka dipakai jaman ortu kita dulu. Iodine ini kalau disiramkan ke atas luka, dia tidak hanya bereaksi di lukanya saja, tapi juga bereaksi ke darah dan protein. Inilah kenapa kalau kita sirami iodine ke luka, setelahnya jadi kecoklatan kan di sekitar kulitnya. Selain itu juga, karena iodine, luka jadi korengan, dan bagian bawahnya jadi bernanah dan nyenyeh, karena dia memakan semua jaringan protein. Sedangkan kita butuh protein untuk membuat kulit baru. Step kedua, setelah dibersihkan, luka perlu ditutup untuk menjaganya agar tidak terkena kuman dari luar. Tapi jangan menggunakan kapas, karena kapas itu rapuh dan akan menempel, sehingga jaringan kulit nanti tercampur benda asing. Lalu tutup menggunakan plester. Salah satunya plester kedap air, produk Hansaplast Aqua Protect. Setiap habis mandi sebaiknya mengganti plester, dan setiap plester diganti, sebaiknya luka dibersihkan kembali. terang Dr. Adi. Ini fakta yang selama ini aku tidak ketahui, karena jaman orang tua dulu selalu bilang kalau luka ngga boleh ditutup plester, nanti jadi menyenyeh dan lama keringnya. Padahal sebenarnya itu adalah mitos, karena kalau luka tidak ditutup, nanti dia akan kena kotoran, kena bakteri, bisa jadi infeksi. Akhirnya itulah yang menjadi koreng. Karena menurut Dr. Adi, kulit kalau luka, harus kembali ke bentuk aslinya yaitu kulit juga, bukan koreng. Jadi koreng bukanlah tanda kalau luka itu kering, melainkan itu adalah infeksi. Kalau dikelupas, di bawah lapisan koreng akan ada nanah yang menyenyeh. Inilah yang sering aku rasakan dulu waktu kecil kalau jatuh. Kalau lukanya sudah ditutup dengan plester, maka akan terlindung dari bakteri, sehingga kulit akan menjadi lebih lembab, dan akan mempercepat proses penyembuhan. Step ketiga, jika luka sudah kering dan menutup, oleskan pakai Hansaplast Wound Care Ointment, ini bentuknya gel. Ini gunanya untuk membantu mempercepat proses penyembuhan, membantu agar luka jadi tidak berbekas, dan bisa juga untuk pengobatan luka bakar minor. Dari Woundcare Talk ini aku juga baru tahu kalau kita kecipratan minyak goreng, atau keselomot setrikaan atau catokan rambut, biasanya kan karena panas luka bakar, langsung buru-buru kita pakaikan pasta gigi, sebenarnya hal ini juga salah. Karena hal itu bisa menimbulkan infeksi luka bakar yang melebar malah jadi ngga sembuh. Jadi kalau kejadian seperti itu, langsung oleskan Hansaplast Wound Care Ointment. Tessa - Junior Brand Manager Hansaplast, sebagai salah satu pembicara menjelaskan, Hansaplast Spray Antiseptik sudah tersedia di semua minimarket, supermarket, dan apotek. Kemasannya pun aman, karena mengadopsi teknologi Jerman. Kalau anak jatuh, sekarang udah ngga perlu takut lagi, Hansaplast Spray Antiseptik #GakPakePerih, gak berwarna, dan gak berbau. Thank you Hansaplast udah membantu banget ibu-ibu mengatasi trauma jatuh pada anak. ❤
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorGita Mechtilde
|